Pages

Ads 468x60px

Sabtu, 28 Mei 2011

TANAMAN OBAT



1. Zaitun

Spoiler for Zaitun:
Quote:

Zaitun (Olea europaea) adalah pohon kecil tahunan dan hijau abadi, yang buah mudanya dapat dimakan mentah ataupun sesudah diawetkan sebagai penyegar. Buahnya yang tua diperas dan minyaknya diekstrak menjadi minyak zaitun yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan. Zaitun adalah anggota suku Oleaceae. Selain dikenal sebagai penambah cita rasa makanan, minyak ini juga memiliki beragam manfaat, baik untuk kesehatan maupun kecantikan. Khasiatnya antara lain:

  • Minyak ini dapat digunakan untuk rambut. Salah satunya ialah rambut kering sebagai akibat dari polusi udara, paparan sinar matahari, terlalu banyak berada di dalam ruangan ber-AC atau bahkan terlalu sering menggunakan produk-produk berbahan kimia. Pemakaian perawatan rambut dan kulit kepala yang mengandung minyak zaitun diyakini sebagai solusi yang tepat dan sehat. Pasalnya, nutrisi yang terkandung di dalamnya dapat memperbaiki kutikula rambut yang rusak sekaligus memberi kelembaban ekstra pada rambut. Sehingga rambut menjadi lebih sehat, lembut, berkilau dan tidak mudah bercabang.
  • Minyak zaitun yang murni (Extra Virgin Olive Oil atau Un-refined Olive Oil) juga dapat digunakan langsung pada kulit kepala sebelum melakukan perawatan creambath. Bahkan campuran minyak zaitun dengan minyak jarak, perasan lemon serta larutan air dari seduhan daun peppermint diyakini sebagai resep alami untuk mencegah ketombe dan gatal pada kulit kepala.
  • Khusus untuk perawatan wajah, produk kecantikan yang mengandung minyak zaitun dipercaya dapat membantu mempertahankan kelembaban dan elastisitas kulit sekaligus memperlancar proses regenerasi kulit, sehingga kulit tidak mudah kering dan berkerut. Untuk wajah, minyak zaitun dapat dicampur dengan masker atau diulaskan langsung pada kulit wajah.
  • Untuk tubuh minyak zaitun dapat digunakan sebagai carrier oil untuk campuran minyak esensial sebagai minyak pijat. Minyak zaitun juga dapat digunakan sebagai campuran body lotion atau sabun mandi untuk menjaga kelembapan dan kelembutan kulit.
  • Minyak zaitun juga berkhasiat untuk mempertahankan bentuk serta kekencangan payudara.
  • Sedangkan untuk tangan dan kaki, minyak zaitun dapat juga digunakan untuk mengurangi kulit yang menebal pada telapak kaki, mempertahankan kehalusan kulit, serta menguatkan kuku.
  • Menjaga kesehatan pembuluh darah jantung, sehingga menurunkan resiko pada penyakit jantung koroner. Yang disebabkan karena adanya mono unsaturated fat, terutama asam oleat. Namun ada juga penelitian yang menunjukkan khasiat minyak terhadap kesehatan jantung disebabkan oleh kandungan senyawa golongan fenol, bukan asam lemak. Kandungan senyawa fenol berfungsi sebagai antioksidan, yang dapat menjaga elastisitas dinding pembuluh darah arteri.
  • Sebagai laksatif ringan untuk memudahkan proses buang air besar.



2. Kurma

Spoiler for Kurma:
Quote:

Kurma adalah sejenis tumbuhan palem (palma) atau dalam bahasa latinnya lebih dikenal dengan phonex dactylifer yang berbuah dan boleh dimakan, baik dalam keadaan masak maupun masih mentah. Berdasarkan penelitian para ilmuwan, kurma kaya dengan protein, serat gula, vitamin A dan C serta mineral seperti zat besi, kalsium, sodium dan potasium. Kandungan protein didalam kurma sebesar 1.8 - 2.0 persen, serat sebanyak 2.0 - 4.0 persen dan gula sebesar 50 - 70 persen glukosa. Sebagaimana penelitian yang dilakukan Badan Kesahatan Dunia (WHO), zat gula yang ada didalam kurma itu berbeda dengan gula pada buah-buahan lain seperti gula tebu atau gula pasir yang biasa mengandung sukrosa dimana zat itu langsung diserap kedalam tubuh. Hal ini membuat gula itu harus dipecahkab terlebih dahulu oleh enzim sebelum berubah menjadi glukosa. Sebaliknya, kurma tidak membutuhkan proses demikian. Manfaat dan khasiat kurma yaitu:
  • Tamr (kurma kering)untuk menguatkan sel-sel usus dan dapat membantu melancarkan saluran kencing karena mengandung serabut-serabut yang bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim terutama ketika melahirkan.
  • Ruthab (kurma basah) mempunyai pengaruh mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa systolenya (kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi).
  • Potasium didalam kurma berguna untuk mengatasi masalah stress, sembelit dan lemah otot. Tidak hanya itu, berkat zat besi dan kalsium yang ada pada kurma, orang bakal terhindar dari penyakit yang beresiko tinggi seperti penyakit jantung dan kencing manis.
  • Bila dimakan oleh anak-anak, maka kurma memberi khasiat untuk mencerdaskan otak mereka



3. Ginseng

Spoiler for Ginseng:
Quote:

Ginseng (Panax) adalah sejenis terna yang termasuk dalam suku Araliaceae. Ginseng tumbuh di wilayah belahan bumi utara terutama di Siberia, Manchuria, Korea, dan Amerika Serikat. Jenis ginseng tropis dapat ditemukan di Vietnam, dan Indonesia. Ginseng sering kali digunakan dalam pengobatan tradisional. Akar tanaman ini dapat memperbaiki aliran dan meningkatkan produksi sel darah merah, penguat daya tahan tubuh, mengurangi kelelahan, meningkatkan stamina, memperbaiki kondisi mental dan gangguan kejiwaan, meningkatkan pengeluaran cairan tubuh dan mencegah diabetes, menguatkan sistem pencernaan, mencegah iritasi, mengeluarkan racun, serta membantu pemulihan dari penyakit.



4. Keji Beling

Spoiler for Keji Beling:
Quote:

Keji beling adalah tanaman semak, tinggi 1-2 meter. Batang beruas, bula, berbulu kasar, percabangan monopodial, warna hijau. Tumbuhan ini mudah berkembang biak pada tanah subur, agak terlindung dan di tempat terbuka, Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 2.500 mm - 4.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 8 bulan - 9 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 3 bulan - 4 bulan · Suhu udara : 200 C - 250 C · Kelembapan : sedang · Penyinaran : sedang. Tekstur Tanah : Pasir sampai liat · Drainase : sedang - baik · Kedalaman air tanah : 25 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : 5 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5,5 - 7 · Kesuburan : sedang. Manfaatnya yaitu mengobati Kencing batu, Kencing kurang lancar, Batu kandung kencing, Batu kandung empedu, Batu ginjal, Kencing manis, Sembelit, Tumor, Diabetes Mellitus, Lever (sakit Kuning), Kolesterol tinggi, Maag, dan Wasir.



5. Mengkudu

Spoiler for Mengkudu:
Quote:

Mengkudu (Jawa: pace, kemudu, kudu); cengkudu (Sunda), kodhuk (Madura), wengkudu (Bali) berasal daerah Asia Tenggara, tergolong dalam famili Rubiaceae. Nama lain untuk tanaman ini adalah Noni (bahasa Hawaii), Nono (bahasa Tahiti), Nonu (bahasa Tonga ), ungcoikan ( bahasa Myanmar) dan Ach (bahasa Hindi),Tanaman ini tumbuh di dataran rendah pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol. Secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia dalm jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Terpenoid. Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel tubuh. Zat anti bakteri.Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii, S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus. Scolopetin. Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan anti-alergi.

6. Jamur Lhing zhi


Spoiler for Jamur Lhing zhi:
Quote:

Jamur Lhing zhi (Reishi Gano) adalah jenis sari jamur yang secara luas dikenal sebagai “Raja Herbal yang Ajaib”. Yang terdiri dari elemen-elemen Polisakarida, Germanium Organik, Adenosin, Triterpenoids dan Asam Ganoderik yang berguna untuk :

  • Menguatkan sistem ketahanan tubuh
  • Anti tumor
  • Membantu pankreas untuk mengurangi kadar gula di dalam darah
  • Menambah kandungan volume oksigen di dalam darah untuk memberantas pembiakan sel-sel tumor
  • Menyeimbangkan fungsi ion elektrik di sekitar bisul
  • Menurunkan kadar kolesterol
  • Menurunkan liquid aggulation dan endapan trombosit
  • Mencegah thrombogenesis
  • Menstabilkan hormon endokrin
  • Menyeimbangkan metabolisme tubuh
  • Menyeimbangkan Ph Darah
  • Menguatkan sistem pencernaan
  • Menghindari alergi
  • Menurunkan kolesterol dan menstabilkan lemak di dalam tubuh
  • Memperkuat organ tubuh
  • Menyembuhkan penyakit kulit
  • Mempercantik dan menghaluskan kulit
  • Menghentikan pendarahan

Jenis penyakit yang telah banyak terbukti dapat diobati :
  • Tekanan darah tinggi
  • Tekanan darah rendah
  • Ambeien / Wasir
  • Diabetes
  • Masalah wanita (keputihan, haid tidak normal dan sakit)
  • Sakit pada persendian dan otot
  • Rheumatik
  • Sakit jantung
  • Kelumpuhan
  • Maag dan sakit usus
  • Bisul / Tumor
  • Asma / Kelelahan
  • Batu empedu
  • Jerawat
  • Masalah ginjal
  • Hepatitis A, B, dan C
  • Sakit saraf (Neurosis)
  • Sulit tidur (Insomania)
  • Polip
  • Anemia
  • Kemandulan
  • Kulit bersisik (Psoriasis)
  • Penyakit kaki busuk (Hong Kong foot)
  • Penyakit Gondok
  • Ayan (Epilepsi)
  • Sakit setelah operasi
  • Pendarahan setelah bersalin
  • Kecanduan alkohol



7. Buah Merah

Spoiler for Buah Merah:
Quote:

Buah merah (Pandanus conoideus) atau yang dikenal luas di Wamena dengan nama tawi / sauk ekendi adalah tanaman asli Papua yang tumbuh di dataran rendah (40 m dpl) sampai dataran tinggi (2.000 m dpl). Namun populasi terbanyak terdapat di dataran dengan ketinggian 1.200 hingga 2.000 m dpl. Kehebatan buah merah mulai terkuak setelah seorang peneliti dari Universitas Cendrawasih, Drs. I Made Budi MSi, pada akhir tahun 2004 lalu mengungkapkan secara ilmiah tentang khasiat pengobatan dan kandungan gizi yang luar biasa yang dikandung dalam buah ini. Sebagai ahli gizi dan dosen Universitas Cendrawasih beliau sempat mengamati secara seksama kebiasaan masyarakat tradisional di Wamena, Timika dan desa-desa kawasan pegunungan Jayawijaya yang mengonsumsi buah merah sebagai obat cacing, penyakit kebutaan, dan penyakit kulit.Menurutnya, buah ini mengandung zat-zat alami yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan proses metabolisme. Diantaranya adalah karotenoid, betakaroten, alfa tokoferol, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat dan dekanoat, omega 3 dan omega 9 yang berperan sebagai senyawa anti radikal bebas pengendali beragam penyakit seperti kanker, hipertensi, paru - paru dan infeksi.



8. Mahkota Dewa

Spoiler for Mahkota Dewa:
Quote:

Dunia tanaman obat kini kedatangan pendatang baru yang lumayan hebat. Mahkota dewa namanya. Ia bisa membuat penderita penyakit ringan macam gatal-gatal, pegal-pegal, atau flu, hingga penyakit berat seperti kanker dan diabetes,merasakan kesembuhan. Menanam mahkota dewa memang bukan perkara sulit. Tumbuhan, yang bisa hidup baik pada ketinggian 10 – 1.000 m dpl., ini bisa ditanam dari biji atau hasil cangkokan. Meski penanamannya bisa di dalam pot atau langsung di tanah, pertumbuhannya akan lebih baik bila ditanam di tanah. Tanaman dari biji biasanya sudah berbuah pada umur 10 – 12 bulan. Yang berasal dari cangkokan, mestinya berbuah lebih cepat.



9. Kumis Kucing

Spoiler for Kumis Kucing:
Quote:

Kumis kucing (Orthosiphon Spicatus BBS) berbentuk semak, batangnya basah, tingginya bisa mencapai 1,5 meter itu. Bisa tumbuh di tempat yang kering maupun basah pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, tanaman ini memiliki daun berbentuk telur taji, tepi daunnya bergerigi kasar. Bunganya mengeluarkan benang sari dan putik berwarna putih atau ungu. Masyarakat menggunakan Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai bahan obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik), mengobati rematik. batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis.



10. Bunga Rosela

Spoiler for Bunga Rosela:
Quote:

Umumnya masyarakat mengenal rosela (Hisbiscus sabdariffa L.) sebagai bahan karung goni. Namun kejayaan karung dari serat alam sudah pudar. Dari segi kesehatan, ternyata rosela mempunyai manfaat untuk pencegahan penyakit. Bunga rosela berguna untuk mencegah penyakit kanker dan radang, mengendalikan tekanan darah, melancarkan peredaran darah dan melancarkan buang air besar. Kelopak bunga rosela dapat diambil sebagai bahan minuman segar berupa sirup dan teh, selai dan minuman, terutama dari tanaman yang berkelopak bunga tebal (juicy). Kelopak bunga tersebut mengandung vitamin C, vitamin A, dan asam amino. Asam amino yang diperlukan tubuh, 18 diantaranya terdapat dalam kelopak bunga rosela, termasuk arginin dan legnin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Selain itu, rosela juga mengandung protein dan kalsium.
sumber:http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2715516
readmore »»  

MANFAAT KAKI AYAM


A. Terdapat Kandungan zat kolagen (chicken collagen extract) pada ceker ayam setara aktivitasnya dengan obat antihipertensi golongan ACE-inhibitor. Kolagen ceker ini bisa menurunkan kadar rennin dalam plasma,sehingga tidak mengungkit tekanan darah menjadi lebih tinggi.Buat Penderita Tekanan Darah tinggi sangat di anjurkan.

B. Terdapat Kandungan zat Kapur dan sejumlah Mineral, sehingga orang yang menderita rematik dianjurkan makan ceker ayam,Yang jelas, makan Ceker ayam secara rutin mulai dianjurkan bagi penderita rematik.

C. Terdapat Kandungan Hydroxyapatite yaitu salah satu makanan untuk tulang. Karena itu, mengkomsumsi cakar ayam selain dapat memelihara kekuatan tulang, Mencegah Osteoporosis juga menjaga elastisitas kulit.

D. Terdapat Kandungan Protein Kolagen dalam ceker Ayam juga sangat bagus buat pertumbuhan balita.Karena protein kolagen ayam memiliki antigen yang bersifat imunogenik yang mampu menghasilkan antibodi.

Hidangan yang cocok buat balita dengan di rebus atau di tim
readmore »»  

Senin, 16 Mei 2011

TANAMAN MANGGA

TANAM MANGGA


FASE PRA TANAM

1. Persiapan Lahan

Lubang tanam dibuat 1-2 bulan sebelum tanam,ukuran 1 m x 1m x 1 m dan jarak tanam 6
m x 8 m.

Dua minggu sebelum pelaksanaan tanam, tanah galian dimasukkan kembali ke dalam lubang tanam dengan campur pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1.

2. Penanaman

Penanaman di awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam kantong plastik dilepas.
Kedalaman tanam + 15-20 cm diatas leher akar dan tanah disekitar tanaman ditekan ke
arah tanaman agar tidak roboh. Tanaman diberi naungan dengan posisi miring ke barat
dan selanjutnya dikurangi sedikit demi sedikit.


FASE PERSEMAIAN

1.Persiapan Persemaian

Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm 3 dengan media tanah kebun dan pupuk kandang (1:1),
biji ditanam pada jarak 10-20 cm.
Dapat pula mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di atas tanah yang gembur

. Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman, tetapi jangan sampai
udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab. Biji ditanam dengan perut ke
arah bawah supaya akar tidak bengkok. Selama penyemaian, bibit tidak boleh
kekurangan air. Pada umur 2 minggu bibit akan berkecambah. Jika dari 1 biji
terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu yang benar-benar kuat dan baik.
Bibit di kotak persemaian harus dipindahtanamkan ke dalam polybag jika tingginya
sudah mencapai 25-30 cm. Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yang
lemah dan tumbuh abnormal dibuang. Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit
telah berumur 6 bulan.

2. Hama dan Penyakit

   1. Hama
    
      a. Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis)

         Menyerang buah dan masuk ke dalamnya.

         Pengendalian: dengan semut merah yang menyebabkan kepik tidak bertelur.

      b. Bubuk buah mangga

         Menyerang buah sampai tunas muda. Kulit buah kelihatan normal, bila
         dibelah terlihat bagian dalamnya dimakan hama ini.

         Pengendalian: memusnahkan buah mangga yang jatuh akibat hama ini,
         menggunakan pupuk kandang halus, mencangkul tanah di sekitar batang
         pohon dan menyemprotkan insektisida ke tanah yang telah dicangkul.

      c. Bisul daun(Procontarinia matteiana.)

         Gejala: daun menjadi berbisul dan daun menjadi berwarna coklat, hijau dan kemerahan.


         Pengendalian: penyemprotan buah dan daun dengan Ripcord, Cymbuth
         atau Phosdrin tiga kali dalam seminggu, membakar daun yang terserang,
         menggemburkan tanah untuk mengeluarkan kepompong dan memperbaiki aerasi.

      d. Lalat buah

         Gejala: buah busuk, jatuh dan menurunkan produktivitas.

         Pengendalian: dengan memusnahkan buah yang rusak, memberi umpan
         berupa larutan sabun atau metil eugenol di dalam wadah dan insektisida.

      e. Wereng ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni)

         Jenis wereng ini berbeda dengan yang menyerang padi. Wereng ini
         menyerang daun, rangkaian bunga dan ranting sambil mengeluarkan
         cairan manis sehingga mengundang semut api untuk memakan tunas atau
         kuncup. Cairan yang membeku menimbulkan jamur kerak hitam.

         Pengendalian dengan insektisida Diazinon dan pengasapan seminggu
         empat kali.

      f. Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus)

         Tungau pertama menyerang daun mangga yang masih muda sedangkan
         yang kedua menyerang permukaan daun mangga bagian bawah. Keduanya
         menyerang rangkaian bunga.

         Pengendalian dengan menyemprotkan tepung belerang, insektisida
       
      g. Codot

         Memakan buah mangga di malam hari.

         Pengendalian: dengan membiarkan semut kerangkeng hidup di sela daun mangga,
                       memasang kitiran angin berpeluit dan melindungi pohon dengan jaring.


2. Penyakit

   1) Penyakit mangga

      Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan bunga
      menjadi layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam dan menggulung.

      Pengendalian: fungisida Bubur Bordeaux.


3. Gulma

   Benalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena menyebabkan makanan tidak
   diserap tanaman secara sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang yang
   terserang, menebang tanaman yang diserang alu dengan berat

FASE TANAM

Pembibitan
     1) Pemilihan Bibit
      
        1. Biji dipilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya berkualitas. Biji
           dikeringanginkan dan kulitnya dibuang.

        2. Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm 3 dengan media tanah
           kebun dan pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm. Dapat pula
           mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di atas
           tanah yang gembur. Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman,
           tetapi jangan sampai udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab. Biji
           ditanam dengan perut ke arah bawah supaya akar tidak bengkok. Selama
           penyemaian, bibit tidak boleh kekurangan air. Pada umur 2 minggu bibit akan
           berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu
           yang benar-benar kuat dan baik. Bibit di kotak persemaian harus
           dipindahtanamkan ke dalam polybag jika tingginya sudah mencapai 25-30 cm.

           Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yang lemah dan tumbuh
           abnormal dibuang. Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6 bulan.

     2) Cara Tanam

       a) Okulasi

           Perbanyakan terbaik adalah dengan okulasi (penempelan tunas dari batang atas yang
           buahnya berkualitas ke batang bawah yang struktur akar dan tanamannya kuat). Batang
           bawah untuk okulasi adalam bibit di persemaian yang sudah berumur 9-12 bulan. Setelah
           penempelan, stump (tanaman hasil okulasi) dipindahkan ke kebun pada umur 1,5 tahun.
           Okulasi dilakukan di musim kemarau agar bagian yang ditempel tidak busuk.

       b) Pencangkokan

           Batang yang akan dicangkok memiliki diameter 2,5 cm dan berasal dari tanaman
           berumur 1 tahun. Panjang sayatan cangkok adalah 5 cm. Setelah sayatan diberi tanah dan
           pupuk kandang (1:1), lalu dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa.


FASE PENGELOLAAN TANAMAN

****Pemupukan

~ Pupuk Kandang (PK) diberikan 1 kali pada awal musim hujan. Caranya dibenamkan disekitar
pohon selebar tajuk tanaman atau menggali lubang pada sisi tanaman. Mangga umur 1 - 5 tahun
diberi 30 kg PK, umur 6 - 15 tahun diberi 60 kg PK. Akan lebih optimal jika ditambahkan ~ ~
pupuk/ppc/zpt atau jika pupuk kandang

~ Pupuk NPK 2 kali setahun

FASE PANEN DAN PASCA PANEN

1.Pemanenan

Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur 5-6
tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah
dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan September-
Oktober. Tanda buah sudah dapat dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena matang
sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua
kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah yang
dipetik harus masih keras.

2. Cara Panen

Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai memar.
Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah yang
diujungnya terdapat pisau dan keranjang penampung buah.

Di Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan satu periode dalam satu tahun.
Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan sehingga dilakukan beberapa kali panen.

readmore »»  

BUDIDAYA PADI



Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperatur
19-270C , memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 - 7.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A.Benih
Dengan jarak tanam 25 x 25 cm per 1000 m2 sawah membutuhkan 1,5-3 kg. Jumlah ideal benih yang disebarkan sekitar 50-60 gr/m2. Perbandingan luas tanah untuk pembenihan dengan lahan tanam adalah 3 : 100, atau 1000 m2 sawah : 3,5 m2 pembibitan
B.Perendaman Benih
Benih direndam  air, selama KL12 jam. tiriskan dan masukkan karung goni, benih padi yang mengambang dibuang. Selanjutnya diperam menggunakan daun pisang atau dipendam di dalam tanah selama 1 - 2 malam hingga benih berkecambah serentak.
C.Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Persemaian diairi dengan berangsur sampai setinggi 3 - 5 cm. Setelah bibit berumur 7-10 hari dan 14-18 hari, dilakukan penyemprotan 

D. Pemindahan benih
Bibit yang siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 21-40 hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit.
F. Pemupukan
Pemupukan seperti pada tabel berikut, dosis pupuk sesuai dengan hasil panen yang diinginkan. Semua pupuk makro dicampur dan disebarkan merata ke lahan sesuai dosis.
DAN SESUAI ANJURAN PENYULUH

TABEL PENGGUNAAN PUPUK
Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah (kg)
14 hari ( kg )
30 hari ( kg )
45 hari ( kg )
60 hari ( kg )
Urea
36,5
9
9
9
9
ZA
3,5
1
1
1
1
SP-36
6,5
1,5
1,5
1,5
1,5
KCl
20
5
5
5
5




















Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah (kg)
10–14 hari ( kg )
25–28 hari ( kg )
42–45 hari ( kg )
Urea
12
6
6
6
SP-36
10
50
-
-
KCl
-
-
7
8
















Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah (kg)
10–14 hari ( kg )
25–28 hari ( kg )
42–45 hari ( kg )
Urea
10
4,5
4
4
SP-36
11,5
-
-
-






















G. PENGOLAHAN LAHAN RINGAN
Dilakukan pada umur 20 HST, bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen.
H.PENYIANGAN
Penyiangan rumput-rumput liar seperti jajagoan, sunduk gangsir, teki dan eceng gondok dilakukan 3 kali umur 4 minggu, 35 dan 55.
I. PENGAIRAN
Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji.
J. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
· Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala: menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; 

· ·Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. 

· Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti Ciherang dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan pestisida
· Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; 

· Kepik hijau (Nezara viridula)
Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan 

· Penggerek batang paditerdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut "beluk". Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; 
· Hama tikus (Rattus argentiventer)
Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, 

· Burung
Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
· Penyakit Bercak daun coklat
Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae.
Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat , pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.
· Penyakit Blast
Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk.
Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul dan pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir· 

Busuk pelepah daun
Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian pestisida pada saat pembentukan anakan
· Penyakit Fusarium
Penyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih pada pestisida

·Penyakit kresek/hawar daun
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam tahan penyakit, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan pestisida
· Penyakit kerdil
Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector · 

Penyakit tungro
Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng dan mengendalikan vektor virus dengan pestisida.

K. PANEN DAN PASCA PANEN
·Panen dilakukan jika butir gabah 80 % menguning dan tangkainya menunduk

· Alat yang digunakan ketam atau sabit
· Setelah panen segera dirontokkan malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia
· Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin
Setelah dirontokkan diayaki (Sunda : ditapian)
· Dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari
· Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya.
· Beras siap dikonsumsi.
readmore »»  

Sabtu, 14 Mei 2011

IKAN BANDENG

IKAN BANDENG



SIFAT BIOLOGIS

Bandeng termasuk golongan ikan herbivora , yaitu bangsa ikan yang mengkonsumsi tumbuhan. Mampu mencapai berat rata-rata 0,6 kg pada usia 5 - 6 bulan dengan pemeliharaan yang intensif.


PENYEDIAAN BENIH

Usaha penyediaan benih (nener) secara kontinyu dengan mutu yang baik dilakukan dengan sistem pembenihan yang intensif pada kolam-kolam khusus, yaitu kolam pematangan induk, pemijahan, peneneran dan kolam pembsaran. Dalam pembenihan bandeng langkah yang dilakukan adalah :
1. Pemilihan induk yang unggul . Induk yang unggul akan menurunkan sifat-sifatnya kepada keturunannya, Ciri-cirinya :
- bentuk normal, perbandingan panjang dan berat ideal.
- ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan pertumbuhannya paling cepat.
- susunan sisik teratur, licin, mengkilat, tidak ada luka.
- gerakan lincah dan normal.
- umur antara 4 5 tahun.

2. Merangsang pemijahan. Kematangan gonad dapat dipercepat dengan penggunaan hormone LHRH (Letuizing Hormon Releasing Hormon) melalui suntikan.`

3. Memijahkan. Pemijahan adalah pencampuran induk jantan dan berina yang telah matang sel sperma dan sel telurnya agar terjadi pengeluaran (ejakulasi) kedua sel tersebut. Setelah berada di air, sel sperma akan membuahi sel telur karena sistem pembuahan ikan terjadi diluar tubuh. Pemijahan dilakukan pada kolam khusus pemijahan

4. Penetasan. Telur yang mengapung di kolam pemijahan menetas setelah 24 - 26 jam dari awal pemijahan. Telur yang telah menetas akan menjadi larva yang masih mempunyai cadangan makanan dari kuning telur induk, sehingga belum perlu diberi pakan hingga umur 2 hari.

5. Merawat benih. Setelah berumur 9 hari larva dipindahkan ke kolam pemeliharaan nener . Di kolam ini larva diberi pakan alami berupa plankton. Penumbuhan plankton dilakukan dengan pemupukan dan pengapuran. Pemupukan yang tepat adalah dengan pupuk  yang mengandung berbagai unsur mineral penting untuk pertumbuhan plankton, diantaranya N,P,K,Mg, Ca, Mg, S, Cl dan lain-lain, juga dilengkapi dengan asam humat dan vulvat yang mempu memperbaiki tekstur dan meningkatkan kesuburan tanah dasar kolam pada tiap pemasukan air. Waktu peneneran 8 minggu. Pakan yang diberikan berupa tepung dengan kadar protein 30%. Untuk menambah nutrisi pakan pencampuiran pakan  dengan dosis 2 - 5 /kg pakan sangat diperlukan, yang mengandung unsur-unsur mineral penting yaitu N,P,K,Mg,Fe,Ca,S dan lain-lain, vitamin, protein dan lemak untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan nener.


PEMBESARAN

Setelah dipelihara di kolam peneneran selama 8 minggu, bandeng dipindahkan ke kolam pembesaran. Teknis pembesaran bandeng meliputi beberapa hal, yaitu :
1. Persiapan lahan.
Tahap ini dilakukan sebelum pemasukan air. kegiatan yang dilakukan selama persiapan lahan adalah :
- Pencangkulan dan pembalikan tanah. Bertujuan untuk membebaskan senyawa dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organik baik dari pakan maupun dari kotoran. Selain itu dengan menjadi gemburnya tanah, aerasi akan berjalan dengan baik sehingga kesuburan lahan akan meningkat.
- Pengapuran. Selama budidaya, ikan memerlukan kondisi keasaman yang stabil yaitu pada pH 7 - 8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi tersebut, dilakukan pengapuran karena penimbunan dan pembusukan bahan organik selama budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah. Pengapuran juga menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit dapat hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan kapur tohor, dolomit atau zeolit dengan dosis 1 ton /ha atau 10 kg/100 m2.
- Pemupukan. Fungsi utama pemupukan adalah memberikan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang tidak kedap air (porous).  pemupukan  dasar kolam sangat tepat,  yang mengandung unsur-unsur mineral , dan asam-asam organik utama memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk peningkatan kesuburan lahan dan pertumbuhan plankton. .
- Pengelolaan air. setelah dilakukan pemupukan , air dimasukkan hingga setinggi 10 - 20 cm kemudian dibiarkan beberapa hari, untuk menumbuhkan bibit-bibit plankton. Air dimasukkan hingga setinggi 80 cm atau menyesuaikan dengan kedalaman kolam.

2. Pemindahan nener. Setelah plankton tumbuh (warna air hijau) dan kecerahan sedalam 30 - 40 cm, nener di kolam peneneran dipindahkan ke kolam pembesaran dengan hati-hati dengan adaptasi terhadap lingkungan yang baru.

3. Pemberian Pakan. Sesuai dengan sifat bandeng yang termasuk hewan herbivore, maka ikan ini suka memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di kolam. Tumbuhan yang disukai bandeng adalah lumut, ganggang dan klekap. Untuk mempercepat pertumbuhan, perlu pakan buatan pabrik, dengan standar nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh optimal dengan kadar protein .minimal 25 - 28 %.

Sebagai hewan herbivora, unsur tumbuhan dalam pakan memang sangat penting,. Oleh karena itu, sebaiknya bahan baku unsur protein harus didominasi dari sumber tumbuhan atau nabati dari tepung kedelai atau bungkil kacang tanah. Sebagai acuan pemberian pakan adalah : Jumlah pakan 5 - 7% dari berat badan. Waktu pemberian 3 - 5 kali sehari.

Penambahan  pakan buatan merupakan pilihan yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh bandeng.  mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin akan menambah kandungan nutrisi pakan.

Pemberian pakan dengan menyebarkan secara merata pada seluruh areal kolam, agar seluruh bandeng dapat pakan.


HAMA DAN PENYAKIT

Penyakit penting yang sering menyerang bandeng adalah :
1. Pembusukan sirip, disebabkan oleh bakteri. Gejalanya sirip membusuk dari bagian tepi.
2. Vibriosis. Disebabkan oleh bakteri Vibriosis sp , gejalanya nafsu makan turun, pembusukan sirip, dan bagian perut bengkak oleh cairan.
3. Penyakit oleh Protozoa. Gejalanya nafsu makan hilang, mata buta, sisik terkelupas, insang rusak, banyak berlendir.
4. Penyakit oleh cacing renik. Sering disebabkan oleh cacing Diploctanum yang menyerang bagian insang sehingga menjadi pucat dan berlendir.
Penyakit dari bakteri, parasit dan jamur disebabkan lingkungan yang buruk, dan penurunan daya tahan tubuh ikan. Penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh tingginya timbunan bahan organik dan pencemaran lingkungan dari aliran sungai.. Bahan organik dan kotoran akan membusuk dan manghasilkan gas-gas yang berbahaya. 





readmore »»  

TERNAK IKAN LELE

TERNAK IKAN LELE


Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu masakan.

Pembenihan Lele.
Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele.

Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :
1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.
3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).
Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele


Pembuatan Kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.

Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai tanda :
- tulang kepala berbentuk pipih
- warna lebih gelap
- gerakannya lebih lincah
- perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
- alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina bertanda :
- tulang kepala berbentuk cembung
- warna badan lebih cerah
- gerakan lamban
- perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.

Persiapan Lahan.
Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
- Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
- Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
- Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
- Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
- Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
- Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air dapat langsung penuh

Pemijahan.
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.

Pemindahan.
Cara pemindahan :
- kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
- siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang.
- samakan suhu pada kedua kolam
- pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
- pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.

Pendederan.
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.

Manajemen Pakan.
Pakan anakan lele berupa :
- pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 - 4 hari.
- Pakan buatan untuk umur diatas 3 - 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.
- Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.

Manajemen Air.
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
- air harus bersih
- berwarna hijau cerah
- kecerahan/transparansi sedang (30 - 40 cm).

Ukuran kualitas air secara kimia :
- bebas senyawa beracun seperti amoniak
- mempunyai suhu optimal (22 - 26 0C).






readmore »»  

Selasa, 10 Mei 2011

TERNAK DOMBA


    1.Jenis domba asli di Indonesia adalah domba ekor tipis, Domba ekor gemuk dan Domba garut
   2. Memilih bibit
         1. Pemilihan bibit, umur Domba > 12 bulan (2 buah gigi seri tetap), dengan tubuh baik, bebas cacat tubuh, puting dua buah dan berat badan > 20 kg, keturunan dari ternak yang beranak kembar.
         2. Calon pejantan, umur > 1 1/2 tahun (2 gigi seri tetap), keturunan domba beranak kembar, tidak cacat, skrotum symetris dan relatif besar, sehat dan konfirmasi tubuh seimbang.
   3. Pakan
         1. Ternak domba menyukai macam-macam daun-daunan sebagai pakan dasar dan pakan tambahan (konsentrat).
         2. Pakan tambahan dapat disusun (bungkil kalapa, bungkil kedelai), dedak, tepung ikan ditambah mineral dan vitamin.
         3. Pakan dasar umumnya adalah rumput kayangan, daun lamtoro, gamal, daun nangka, dsb.
         4. Pemberian hijauan sebaiknya mencapai 3 % berat badan (dasar bahan kering) atau 10 - 15 % berat badan (dasar bahan segar)
   4. Pemberian pakan induk
      Selain campuran hijauan, pakan tambahan perlu diberikan saat bunting tua dan baru melahirkan, sekitar 1 1/2 % berat badan dengan kandungan protein 16 %.
   5. Kandang
      Pada prinsipnya bentuk, bahan dan konstruksi kandang kambing berukuran 1 1/2 m2 untuk induk secara individu. Pejantan dipisahkan dengan ukuran kandang 2 m2, sedang anak lepas sapih disatukan (umur 3 bulan) dengan ukuran 1 m / ekor. Tinggi penyekat 1 1/2 - 2 X tinggi ternak.
   6. Pencegahan penyakit : sebelum dikandangkan, domba harus dibebaskan dari parasit internal dengan pemberian obat cacing, dan parasit eksternal dengan dimandikan.


SUSU TAMBAHAN UNTUK ANAK DOMBA

   1. KELUARAN
      Teknologi pemberian susu tambahan
   2. BAHAN
      Air susu sapi/susu bubuk, minyak ikan, telur ayam, gula pasir.
   3. PERALATAN
      Sendok, dot susu, gelas
   4. PEDOMAN TEKNIS
         1. Cara membuat susu jolong (apabila induk mati atau anak domba lahir > 2 ekor) pada hari pertama dan kedua. Campurkan secara merata 0,25-0,5 liter susu sapi, susu bubuk, atau susu kambing, tambahkan minyak ikan, 1 butir telur ayam dan setengah sendok makan gula pasir. Aduk hingga merata dan berikan 200 - 300 cc/hari.
         2. Cara pemberian susu jolong adalah dengan botol susu (dot bayi manusia). Berikan langsung secara disusukan 3 - 4 kali dengan letak botol lebih tinggi
            dari anak domba.
         3. Susu buatan dibuat dari 3-4 sendok makan susu bubuk (susu skim), 250-300 cc air matang hangat, tambahkan mentega dan 1/2 sensok makan gula pasir. Aduk hingga merata dan berikan untuk satu hari.
         4. Pemberian dengan botol sampai umur 2 bulan, setelah umur 1 bulan, berikan makanan pakan hijauan dan konsentrat semaunya




readmore »»  

TERNAK JANGKRIK



Ada lebih dari 100 jenis jangkrik yang terdapat di Indonesia. Jenis yang banyak dibudidayakan pada saat ini adalah Gryllus Mitratus dan Gryllus testaclus, untuk pakan ikan dan burung. Kedua jenis ini dapat dibedakan dari bentuk tubuhnya, dimana Gryllus Mitratus wipositor-nya lebih pendek disamping itu Gryllus Mitratus mempunyai garis putih pada pinggir sayap punggung, serta penampilannya yang tenang.
4. MANFAAT
Jangkrik segar yang sudah diketahui baik untuk pakan burung berkicau seperti poksay, kacer dan hwambie serta untuk pakan ikan, baik juga untuk pertumbuhan udang dan lele dalam bentuk tepung.
5. PERSYARATAN LOKASI

   1. Lokasi budidaya harus tenang, teduh dan mendapat sirkulasi udara yang baik.
   2. Lokasi jauh dari sumber-sumber kebisingan seperti pasar, jalan raya dan lain sebagainya.
   3. Tidak terkena sinar matahari secara langsung atau berlebihan.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Menurut Farry, 1999, ternak jangkrik merupakan jenis usaha yang jika tidak direncanakan dengan matang, akan sangat merugikan usaha. Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam merencanakan usaha ternak jangkrik, yaitu penyusunan jadwal kegiatan, menentukan struktur organisasi, menentukan spesifikasi pekerjaan, menetapkan fasilitas fisik, merencanakan metoda pendekatan pasar, menyiapkan anggaran, mencari sumber dana dan melaksanakan usaha ternak jangkrik.

   1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

      Karena jangkrik biasa melakukan kegiatan diwaktu malam hari, maka kandang jangkrik jangan diletakkan dibawah sinar matahari, jadi letakkan ditempat yang teduh dan gelap. Sebaiknya dihindarkan dari lalu lalang orang lewat terlebih lagi untuk kandang peneluran. Untuk menjaga kondisi kandang yang mendekati habitatnya, maka dinding kandang diolesi dengan lumpur sawah dan diberikan daun-daun kering seperti daun pisang, daun timbul, daun sukun dan daun-daun lainnya untuk tempat persembunyian disamping untuk menghindari dari sifat kanibalisme dari jangkrik. Dinding atas kandang bagian dalam sebaiknya dilapisi lakban keliling agar jangkrik tidak merayap naik sampai keluar kandang. Disalah satu sisi dinding kandang dibuat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembapan kandang. Untuk ukuran kotak pemeliharaan jangkrik, tidak ada ukuran yang baku. Yang penting sesuai dengan kebutuhan untuk jumlah populasi jangkrik tiap kandang.

      Menurut hasil pemantauan dilapangan dan pengalaman. peternak, bentuk kandang biasanya berbentuk persegi panjang dengan ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100 cm sedangkan panjangnya 120-200 cm. Kotak (kandang) dapat dibuat dari kayu dengan rangka kaso, namun untuk mengirit biaya, maka dinding kandang dapat dibuat dari triplek. Kandang biasanya dibuat bersusun, dan kandang paling bawah mempunyai minimal empat kaki penyangga. Untuk menghindari gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga lainnya, maka keempat kaki kandang dialasi mangkuk yang berisi air, minyak tanah atau juga vaseline (gemuk) yang dilumurkan ditiap kaki penyangga.
   2. Pembibitan
         1. 1) Pemilihan Bibit dan Calon Induk
            Bibit yang diperlukan untuk dibesarkan haruslah yang sehat, tidak sakit, tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan umurnya sekitar 10-20 hari. Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik-jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas, karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik. Kalaupun induk betina tidak dapat dari hasil tangkapan alam bebas, maka induk dapat dibeli dari peternakan. Sedangkan induk jantan diusahakan dari alam bebas, karena lebih agresif.
            Adapun ciri-ciri indukan, induk betina, dan induk jantan yang adalah sebagai berikut:
               1. Indukan:
                      * sungutnya (antena) masih panjang dan lengkap.
                      * kedua kaki belakangnya masih lengkap.
                      * bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat.
                      * badan dan bulu jangkrik berwarna hitam mengkilap.
                      * pilihlah induk yang besar.
                      * dangan memilih jangkrik yang mengeluarkan zat cair dari mulut dan duburnya apabila dipegang.
               2. Induk jantan:
                      * selalu mengeluarkan suara mengerik.
                      * permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang.
                      * tidak mempunyai ovipositor di ekor.
                      * Induk betina:
                      * tidak mengerik.
                      * permukaan punggung atau sayap halus.
                      * ada ovipositor dibawah ekor untuk mengeluarkan telur.
         2. Perawatan Bibit dan Calon Induk Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur 10 hari harus benar-benar diperhatikan dan dikontrol makanannya, karena pertumbuhannya sangat pesat. Sehingga kalau makanannya kurang, maka anakan jangkrik akan menjadi kanibal memakan anakan yang lemah. Selain itu perlu juga dikontrol kelembapan udara serta binatang pengganggu, yaitu, semut, tikus, cicak, kecoa dan laba-laba. Untuk mengurangi sifat kanibal dari jangkrik, maka makanan jangan sampai kurang. Makanan yang biasa diberikan antara lain ubi, singkong, sayuran dan dedaunan serta diberikan bergantian setiap hari.
         3. Sistem Pemuliabiakan
            Sampai saat ini pembiakan Jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk jantan dan induk betina, sedangkan untuk bertelur ada yang alami dan ada juga dengan cara caesar. Namun risiko dengan cara caesar induk betinanya besar kemungkinannya mati dan telur yang diperoleh tidak merata tuanya sehingga daya tetasnya rendah.
         4. Reproduksi dan Perkawinan
            Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90 % apabila diberikan makanan yang bergizi tinggi. Setiap peternak mempunyai ramuan-ramuan yang khusus diberikan pada induk jangkrik antara lain: bekatul jagung, ketan item, tepung ikan, kuning telur bebek, kalk dan kadang-kadang ditambah dengan vitamin.
            Disamping itu suasana kandang harus mirip dengan habitat alam bebas, dinding kandang diolesi tanah liat, semen putih dan lem kayu, dan diberi daun-daunan kering seperti daun pisang, daun jati, daun tebu dan serutan kayu.
            Jangkrik biasanya meletakkan telurnya dipasir atau tanah. Jadi didalam kandang khusus peneluran disiapkan media pasir yang dimasukkan dipiring kecil. Perbandingan antara betina dan jantan 10 : 2, agar didapat telur yang daya tetasnya tinggi. Apabila jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5 hari, maka telur dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan induknya kemudian kandang bagiab dalam disemprot dengan larutan antibiotik (cotrymoxale).Selain peneluran secara alami, dapat juga dilakukan peneluran secara caesar. Akan tetapi kekurangannya ialah telur tidak merata matangnya (daya tetas).
         5. Proses kelahiran
            Sebelum penetasan telur sebaiknya terlebih dahulu disiapkan kandang yang permukaan dalam kandang dilapisi dengan pasir, sekam atau handuk yang lembut. Dalam satu kandang cukup dimasukkan 1-2 sendok teh telur dimana satu sendok teh telur diperkirakan berkisar antara 1.500-2.000 butir telur. Selama proses ini berlangsung warna telur akan berubah warna dari bening sampai kelihatan keruh. Kelembaban telur harus dijaga dengan menyemprot telur setiap hari dan telur harus dibulak-balik agar jangan sampai berjamur. Telur akan menetas merata sekitar 4-6 hari.
   3. Pemeliharaan
         1. Sanitasi dan Tindakan Preventif Seperti telah dijelaskan diatas bahwa dalam pengelolaan peternakan jangkrik ini sanitasi merupakan masalah yang sangat penting. Untuk menghindari adanya zat-zat atau racun yang terdapat pada bahan kandang, maka sebelum jangkrik dimasukkan kedalam kandang, ada baiknya kandang dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi lumpur sawah. Untuk mencegah gangguan hama, maka kandang diberi kaki dan setiap kaki masing-masing dimasukkan kedalam kaleng yang berisi air.
         2. Pengontrolan Penyakit Untuk pembesaran jangkrikn dipilih jangkrik yang sehat dan dipisahkan dari yang sakit. Pakan ternak harus dijaga agar jangan sampai ada yang berjamur karena dapat menjadi sarang penyakit. Kandang dijaga agar tetap lembab tetapi tidak basah, karena kandang yang basah juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit.
         3. Perawatan Ternak Perawatan jangkrik disamping kondisi kandang yang harus diusahakan sama dengan habitat aslinya, yaitu lembab dan gelap, maka yang tidak kalah pentingnya adalah gizi yang cukup agar tidak saling makan (kanibal).
         4. Pemberian Pakan Anakan umur 1-10 hari diberikan Voor (makanan ayam) yang dibuat darikacang kedelai, beras merah dan jagung kering yang dihaluskan. Setelah vase ini, anakan dapat mulai diberi pakan sayur-sayuran disamping jagung muda dan gambas. Sedangkan untuk jangkrik yang sedang dijodohkan, diberi pakan antara lain : sawi, wortel, jagung muda, kacang tanah, daun singkong serta ketimun karena kandungan airnya tinggi. Bahkan ada juga yang menambah pakan untuk ternak yang dijodohkan anatar lain : bekatul jagung, tepung ikan, ketan hitam, kuning telur bebek, kalk dan beberapa vitamin yang dihaluskan dan dicampur menjadi satu.
         5. Pemeliharaan Kandang Air dalam kaleng yang terdapat dikaki kandang, diganti setiap 2 hari sekali dan kelembapan kandang harus diperhatikan serta diusahakan agar bahaya jangan sampai masuk kedalam kandang.

7. HAMA DAN PENYAKIT

   1. Penyakit, Hama dan Penyebabnya Sampai sekarang belum ditemukan penyakit yang serius menyerang jangkrik. Biasanya penyakit itu timbul karena jamur yang menempel di daun. Sedangkan hama yang sering mengganggu jangkrik adalah semut atau serangga kecil, tikus, cicak, katak dan ular.
   2. Pencegahan Serangan Hama dan Penyakit Untuk menghindari infeksi oleh jamur, maka makanan dan daun tempat berlindung yang tercemar jamur harus dibuang. Hama pengganggu jangkrik dapat diatasi dengan membuat dengan membuat kaleng yang berisi air, minyak tanah atau mengoleskan gemuk pada kaki kandang.
   3. Pemberian Vaksinasi dan Obat Untuk saat ini karena hama dan penyakit dapat diatasi secara prefentif, maka penyakit jangkrik dapat ditekan seminimum mungkin. Jadi pemberian obat dan vaksinasi tidak diperlukan.

8. PANEN

   1. Hasil Utama Peternak jangkrik dapat memperoleh 2 (dua) hasil utama yang nilai ekonomisnya sama besar, yaitu: telur yang dapat dijual untuk peternak lainnya dan jangkrik dewasa untuk pakan burung dan ikan serta untuk tepung jangkrik.
   2. Penangkapan Telur yang sudah diletakkan oleh induknya pada media pasir atau tanah, disaring dan ditempatkan pada media kain yang basah. Untuk setiap lipatan kain basah dapat ditempatkan 1 sendok teh telur yang kemudian untuk diperjual belikan. Sedangkan untuk jangkrik dewasa umur 40-55 hari atau 55-70 hari dimana tubuhnya baru mulai tumbuh sayap, ditangkap dengan menggunakan tangan dan dimasukkan ketempat penampungan untuk dijual.




readmore »»  

TERNAK I T I K



Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:

   1. Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA;
   2. Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga;
   3. Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.

Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor.
4. MANFAAT

   1. Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri.
   2. Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga pembibitan ternak itik.
   3. Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija.
   4. Sebagai pengisi kegiatan dimasa pensiun.
   5. Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat.

5. PERSYARATAN LOKASI
Mengenai lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: letak lokasi lokasi jauh dari keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri, terutama dalam hal pemahaman tentang pancausaha beternak yaitu (1). Perkandangan; (2). Bibit Unggul; (3). Pakan Ternak; (4). Tata Laksana dan (5). Pemasaran Hasil Ternak.

   1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
         1. Persyaratan temperatur kandang ± 39 ° C.
         2. Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
         3. Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang
         4. Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu:
               1. kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m 2 mampu menampung 50 ekor DOD
               2. kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok
               3. kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter).
         5. Kondisi kandang dan perlengkapannya
            Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). Untuk perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum dan mungkin perelengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam managemen
   2. Pembibitan
      Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan.
         1. Pemilihan bibit dan calon induk
            Pemilihan bibit ada 3 ( tiga) cara untuk memperoleh bibit itik yang baik adalah sebagai berikut :
               1. membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
               2. memelihara induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan telur tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas
               3. membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun yang telah mendapat rekomendasi dari dinas peternakan setempat.Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.
         2. Perawatan bibit dan calon induk
               1. Perawatan Bibit
                  Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m² mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan
                  minumannya perlu ditambah vitamin/mineral.
               2. Perawatan calon Induk
                  Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.
         3. Reproduksi dan Perkawinan
            Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating (perkawinan itik secara alami).
   3. Pemeliharaan
         1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
            Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.
         2. Pengontrol Penyakit
            Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.
         3. Pemberian Pakan
            Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase. Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
               1. umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
               2. umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
               3. umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
               4. umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus).
            Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen.
            Pemberian minuman itik, berdasarkan pada umur itik juga yaitu :

               1. umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum ditambah vitamin dan mineral, tempatnya asam seperti untuk anak ayam.
               2. umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara ad libitum (terus menerus)
               3. umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.
         4. Pemeliharaan Kandang
            Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada.

7. HAMA DAN PENYAKIT
Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:

   1. penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa
   2. penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang tepat

Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:

   1. Penyakit Duck Cholera
      Penyebab: bakteri Pasteurela avicida.
      Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.
      Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
   2. Penyakit Salmonellosis
      Penyebab: bakteri typhimurium.
      Gejala: pernafasan sesak, mencret.
      Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.

8. PANEN

   1. Hasil Utama
      Hasil utama, usaha ternak itik petelur adalah telur itik
   2. Hasil Tambahan
      Hasil tambah berupa induk afkir, itik jantan sebagai ternak daging dan kotoran ternak sebagai pupuk tanam yang berharga

9. PASCAPANEN
Kegiatan pascapanen yang bias dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan. Telur yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk. Adapun perlakuan pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu:

   1. Pengawetan dengan air hangat
      Pengawetan dengan air hangat merupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari.
   2. Pengawetan telur dengan daun jambu biji
      Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur pindang.
   3. Pengawetan telur dengan minyak kelapa
      Pengawetan ini merupakan pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak berubah.
   4. Pengawetan telur dengan natrium silikat
      Bahan pengawetan natrium silikat merupkan cairan kental, tidak berwarna, jernih, dan tidak berbau. Natirum silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam telur dalam larutan natrium silikat10% selama satu bulan.
   5. Pengawetan telur dengan garam dapur
      Garam direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25-40% selama 3 minggu







readmore »»  

TERNAK KELINCI



Menurut sistem Binomial, bangsa kelinci diklasifikasikan sebagai berikut :
Ordo : Lagomorpha
Famili : Leporidae
Sub famili : Leporine
Genus : Lepus, Orictolagus
Spesies : Lepus spp., Orictolagus spp.
Jenis yang umum diternakkan adalah American Chinchilla, Angora, Belgian, Californian, Dutch, English Spot, Flemish Giant, Havana, Himalayan, New Zealand Red, White dan Black, Rex Amerika. Kelinci lokal yang ada sebenarnya berasal dari dari Eropa yang telah bercampur dengan jenis lain hingga sulit dikenali lagi. Jenis New Zealand White dan Californian sangat baik untuk produksi daging, sedangkan Angora baik untuk bulu.
4. MANFAAT
Manfaat yang diambil dari kelinci adalah bulu dan daging yang sampai saat ini mulai laku keras di pasaran. Selain itu hasil ikutan masih dapat dimanfaatkan untuk pupuk, kerajinan dan pakan ternak.
5. PERSYARATAN LOKASI
Dekat sumber air, jauh dari tempat kediaman, bebas gangguan asap, bau-bauan, suara bising dan terlindung dari predator.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Yang perlu diperhatikan dalam usaha ternak kelinci adalah persiapan lokasi yang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.

   1. Penyiapan Sarana dan Perlengkapan
      Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan suhu ideal 21° C, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator. Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk. Untuk induk/kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya, kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar dan Kandang anak lepas sapih. Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara jantan dan betina. Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50x30x45 cm.
      Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:
         1. Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda.
         2. Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman pengumbaran.
         3. Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid).
            Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan dan minum yang tahan pecah dan mudah dibersihkan.
   2. Pembibitan
      Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara.
         1. Pemilihan bibit dan calon induk
            Bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
         2. Perawatan Bibit dan calon induk
            Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah pemberian pakan yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.
         3. Sistem Pemuliabiakan
            Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori yaitu:
               1. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
               2. Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
               3. Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk mendapat bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan
                  perpaduan 2 keunggulan bibit.
         4. Reproduksi dan Perkawinan
            Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan terganggu dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore
            hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
         5. Proses Kelahiran
            Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.
   3. Pemeliharaan
         1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
            Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tidak jadi sarang penyakit. Tempat yang lembab dan basah menyebabkan kelinci mudah pilek dan terserang penyakit kulit.
         2. Pengontrolan Penyakit
            Kelinci yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makan turun, suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal ini segera dikarantinakan dan benda pencemar juga segera disingkirkan untuk mencegah wabah penyakit.
         3. Perawatan Ternak
            Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2-3 ekor/kandang dan disediakan pakan yang cukup dan berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu untuk mencegah dewasa yang terlalu dini. Pengebirian dapat dilakukan saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dengan membuang testisnya.
         4. Pemberian Pakan
            Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi dan daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Untuk memenuhi pakan ini perlu pakan tambahn berupa konsentrat yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Pakan dan minum diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi pakan dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput sedikit/secukupnya dan pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah yang lebih banyak. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.
         5. Pemeliharaan Kandang
            Lantai/alas kandang, tempat pakan dan minum, sisa pakan dan kotoran kelinci setiap hari harus dibersihkan untuk menghindari timbulnya penyakit. Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang untuk membunuh bibit penyakit. Dinding kandang dicat dengan kapur/ter. Kandang bekas kelinci sakit
            dibersihkan dengan kreolin/lysol.

7. HAMA DAN PENYAKIT

   1. Bisul
      Penyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit.
      Pengendalian: pembedahan dan pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium.
   2. Kudis
      Penyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai dengan koreng di tubuh.
      Pengendalian: dengan antibiotik salep.
   3. Eksim
      Penyebab: kotoran yang menempel di kulit.
      Pengendalian: menggunakan salep/bedak Salicyl.
   4. Penyakit telinga
      Penyebab: kutu.
      Pengendalian: meneteskan minyak nabati.
   5. Penyakit kulit kepala
      Penyebab: jamur.
      Gejala: timbul semacam sisik pada kepala.
      Pengendalian: dengan bubuk belerang.
   6. Penyakit mata
      Penyebab: bakteri dan debu.
      Gejala: mata basah dan berair terus.
      Pengendalian: dengan salep mata.
   7. Mastitis
      Penyebab: susu yang keluar sedikit/tak dapat keluar.
      Gejala: puting mengeras dan panas bila dipegang.
      Pengendalian: dengan tidak menyapih anak terlalu mendadak.
   8. Pilek
      Penyebab: virus.
      Gejala: hidung berair terus.
      Pengendalian: penyemprotan antiseptik pada hidung.
   9. Radang paru-paru
      Penyebab: bakteri Pasteurella multocida.
      Gejala: napas sesak, mata dan telinga kebiruan.
      Pengendalian: diberi minum Sul-Q-nox.
  10. Berak darah
      Penyebab: protozoa Eimeira.
      Gejala: nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut membesar dan mencret darah.
      Pengendalian: diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1 liter air.
  11. Hama pada kelinci umumnya merupakan predator dari kelinci seperti anjing. Pada umumnya pencegahan dan pengendalianhama dan penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan kandang, pemberian pakan yang sesuai dan memenuhi gizi dan penyingkiran sesegera mungkin ternak yang sakit.

8. PANEN

   1. Hasil Utama
      Hasil utama kelinci adalah daging dan bulu
   2. Hasil Tambahan
      Hasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk
   3. Penangkapan
      Kemudian yang perlu diperhatikan cara memegang kelinci hendaknya yang benar agar kelinci tidak kesakitan.

9. PASCAPANEN

   1. Stoving
      Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong untuk mengosongkan usus. Pemberian minum tetap .
   2. Pemotongan
      Pemotongan dapat dengan 3 cara:
         1. Pemukulan pendahuluan, kelinci dipukul dengan benda tumpul pada kepala dan saat koma disembelih.
         2. Pematahan tulang leher, dipatahkan dengan tarikan pada tulang leher. Cara ini kurang baik.
         3. Pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak lain.
   3. Pengulitan
      Dilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah kepala dengan posisi kelinci digantung.
   4. Pengeluaran Jeroan
      Kulit perut disayat dari pusar ke ekor kemudian jeroan seperti usus, jantung dan paru-paru dikeluarkan. Yang perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai pecah karena dapat mempengaruhi kualitas karkas.
   5. Pemotongan Karkas
      Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2 potong bagian dada dan 2 potong bagian belakang. Presentase karkas yang baik 49-52%







readmore »»  

Katagori

About Me

Foto Saya
TEAM WORK
1. Yuyus Yusmana,S.PKP 2. Karnadi S,AMd 3. Cucu Hendrik,A.Md 4. Hamdan,SP 5. Randhani,SP 6. Dalim Jm. 7. Encum Nurhidayat
Lihat profil lengkapku