Hama wereng cokelat merupakan salah satu hama utama padi yang telah menjadi kendala dan merugikan para petani padi di Indonesia.Berdasarkan data dari Direktorat Perlindungan Tanaman (Ditlin, 2010), lahan sawah yang terserang hama wereng cokelat terdapat di Provinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Aceh. Sebagian besar daerah endemis wereng cokelat tersebar di Pulau Jawa, yaitu Jawa Tengah (32 Kabupaten), Jawa Timur (27 Kabupaten), Jawa Barat (19 Kabupaten), Jawa Timur (19 Kabupaten), dan Banten (6 Kabupaten). Ada banyak hal yang bisa menjadi pemicu terjadinya ledakan populasi hama wereng cokelat di Indonesia, yaitu
- Anomali iklim
- Penanaman varietas padi yang tidak serempak
- Penggunaan insektisida yang tidak tepat dan berlebihan (jenis, dosis, waktu, dan cara)
- Pemupukan yang tidak sesuai kebutuhan tanaman.
Perubahan biotipe perlu diketahui oleh masyarakat petani padi, agar pengendaliannya lebih tepat. Biotipe adalah suatu populasi atau individu lain berdasarkan pada kemampuan populasi atau individu lain bukan karena sifat morfologi, tetapi didasarkan pada kemampuan adaptasi, perkembangannya pada tanaman inang tertentu, daya tarik untuk makan, dan peletakan telur. Perbedaan antara wereng cokelat biotipe 1, 2, dan 3 ini hanya dapat diketahui melalui pengujian laboratorium.
Varietas yang memiliki sifat ketahanan terhadap ketiga biotipe hama wereng cokelat sekaligus (biotipe 1, 2, dan 3) adalah Sidenok, Sogun, dan Gulabed. Ketiga varietas tersebut lebih kuat ketahahan biotipenya dan cocok ditanam pada daerah yang terserang hama wereng cokelat biotipe 1, 2, dan 3.
0 komentar:
Posting Komentar